NAMA : RICHAD RIVANTO DAVID
NPM : 17113594
KELAS : 2KA35
1. Pengertian
dan fungsi Budaya Organisasi
A. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi atau budaya
perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan
bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu
hal yang bisa dilakukan. Nilai adalah apa yang diyakini bagi orang-orang dalam
berperilaku dalam organisasi. Norma adalah aturan yang tidak tertulis dalam
mengatur perilaku seseorang. Nilai adalah apa yang diyakini bagi orang-orang
dalam berperilaku dalam organisasi. Norma adalah aturan yang tidak tertulis
dalam mengatur perilaku seseorang. Pengertian di atas menekankan bahwa budaya organisasi
berkaitan dengan aspek subjektif dari seseorang dalam memahami apa yang terjadi
dalam organisasi. Hal ini dapat memberikan pengaruh dalam nilai-nilai dan
norma-norma yang meliputi semua kegiatan bisnis, yang mungkin terjadi tanpa
disadari. Namun, kebudayaan dapat menjadi pengaruh yang signifikan pada
perilaku seseorang.
B. Fungsi Budaya Organisasi
Fungsi
budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya
organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Menurut Ndraha
(1997 : 21) ada beberapa fungsi budaya, yaitu :
- Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
- Sebagai pengikat suatu masyarakat
- Sebagai sumber
- Sebagai kekuatan penggerak
- Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
- Sebagai pola perilaku
- Sebagai warisan
- Sebagai pengganti formalisasi
- Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
- Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation – state
Dengan
dilebarkannya rentang kendali, didatarkannya struktur, diperkenalkannya
tim-tim, dikuranginya formalisasi, dan diberdayakannya karyawan oleh
organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan
bahwa semua karyawan diarahkan kearah yang sama. Pada akhirnya budaya merupakan
perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi.
2. Tipopologi Budaya Organisasi
Tipologi
budaya organisasi mengkategorisasi jenis budaya organisasi menjadi tiga yaitu
budaya kuat dan budaya lemah, budaya yang memiliki kecocokan strategik, dan
budaya adaptif. Organisasi yang berbudaya kuat biasanya dapat dilihat oleh
orang luar sebagai memilih suatu gaya tertentu. Makin banyak anggota
yang menerima nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai
itu, maka makin kuat pula budaya tersebut. Sebaliknya organisasi yang berbudaya
lemah, nilai-nilai yang dianut tidak begitu kuat sehingga jatidiri organisasi
tidak begitu menonjol dan kemungkinan besar nilai-nilai yang dianut pun berubah
setiap pergantian pimpinan atau sesuai dengan kebijakan pimpinan yang baru.
Tipopologi
yang lain dikemukakan oleh Deal & Kennedy yang memilah
budaya organisasi kedalam empat kategori budaya berdasarkan dua faktor utama,
yaitu :
- Derajat resiko dalam kegiatan bisnis
- Kecepatan perusahaan atau manajemen dalam mendapatkan umpan balik atas keputusan atau strategi.
3. Kreatifitas Individu dan Team Proses Inovasi
Kreativitas
dengan inovasi itu berbeda. Kreativitas merupakan pikiran untuk
menciptakan sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah
melakukan sesuatu yang baru. Hubungan keduanya jelas. Inovasi
merupakan aplikasi praktis dari kreativitas. Dengan kata lain,
kreativitas bisa merupakan variabel bebas, sedangkan inovasi adalah variabel
tak bebas. Dalam praktek bisnis sehari-hari, ada perencanaan yang meliputi
strategi, taktik, dan eksekusi. Dalam pitching
konsultansi atau agency, sering terdengar keluhan bahwa secara konseptual
apa yang disodorkan agency bagus, tetapi strategi itu tak berdampak
pada perusahaan karena mandek di tingkat eksekusi.
Mengapa? Sebab, strategi bisa ditentukan oleh seseorang, tetapi eksekusinya
harus melibatkan banyak orang, mulai dari atasan
hingga bawahan. Di sinilah mulai ada gesekan antarkaryawan, beda persepsi
hingga ke sikap penentangan.
Itu
sebabnya, tak ada perusahaan yang mampu berinovasi secara konsisten
tanpa dukungan karyawan yang bisa memenuhi tuntutan
persaingan. Hasil pengamatan kami menunjukkan, perusahaan-perusahaan
inovator sangat memperhatikan masalah pelatihan karyawan,
pemberdayaan, dan juga sistem reward untuk meng-create daya pegas inovasi.
Benih-benih inovasi akan tumbuh baik pada
perusahaan-perusahaan yang selalu menstimulasi karyawan, dan
mendorong ke arah ide-ide bagus. Melalui program pelatihan, sistem
reward, dan komunikasi, perusahaan terus berusaha untuk mendemokratisasikan
inovasi.
Referensi :
http://nadyafitriyani.blogspot.com/2013/06/budaya-kreatifitas-dan-inovasi.html
Kusdi. Budaya
Organisasi. Salemba
Empat.
Darsono Prawironegoro. Budaya
Organisasi. Diadit Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar